MENGENANG MOMENT PERSAHABATAN ANTARA ORANG SABU DAN KAPTEN JAMES COOK BERSAMA HMS ENDEAVOUR 250 TAHUN YANG LALU (17-21 SEPTEMBER 1770)

MENGENANG MOMENT PERSAHABATAN ANTARA ORANG SABU DAN KAPTEN JAMES COOK BERSAMA HMS ENDEAVOUR 250 TAHUN YANG LALU (17-21 SEPTEMBER 1770)

Oleh Sonny Pellokila

PELAYARAN PERTAMA “JAMES COOK”

Pelayaran pertama James Cook adalah ekspedisi gabungan Royal Navy dan Royal Society ke Samudra Pasifik selatan dengan kapal HMS Endeavour dari 1768 hingga 1771. Pelayaran tersebut ditugaskan oleh Raja George III dan dipimpin oleh James Cook sebagai kapten pada kapal HMS Endeavour. James Cook adalah seorang perwira angkatan laut junior Inggris yang berpangkat Letnan dengan keterampilan yang baik dalam kartografi dan matematika.

Tujuan dari ekspedisi pertama ini adalah untuk mengamati transit Venus pada tahun 1769 melintasi Matahari (3–4 Juni tahun itu), dan untuk mencari bukti tentang Terra Australis Incognita yang didalilkan atau "daratan selatan yang belum ditemukan" serta mereview sejumlah peta di asia pasifik. Itu adalah yang pertama dari tiga pelayaran Pasifik di mana James Cook menjadi komandannya. Itu adalah yang pertama dari tiga pelayaran Pasifik di mana James Cook menjadi komandannya. Berangkat dari Plymouth Dockyard pada bulan Agustus 1768, ekspedisi melintasi Atlantik, mengelilingi Cape Horn dan mencapai Tahiti pada waktunya untuk mengamati transit Venus.

Pada September 1769, ekspedisi mencapai Selandia Baru, kapten James Cook menjadi orang Eropa kedua yang berkunjung ke sana, setelah Abel Tasman yang telah menemukan pulau tersebut 127 tahun sebelumnya. James Cook dan krunya menghabiskan enam bulan berikutnya untuk memetakan pantai Selandia Baru, sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke barat melintasi laut lepas. Pada bulan April 1770 mereka menjadi orang Eropa pertama yang diketahui mencapai pantai timur Australia, mendarat di dekat Point Hicks yang sekarang, dan kemudian melanjutkan ke utara ke Botany Bay. (Setelah peristiwa ini, James Cook dikenal sebagai penemu Benua Australia). Ekspedisi berlanjut ke utara menuju Papua New Guinea.

MENGAPA PULAU SABU (NUSA TENGGSRA TIMUR) MENJADI TEMPAT PERSINGGAHAN KAPTEN JAMES COOK BERSAMA HMS ENDEAVOUR

Setelah meninggalkan Papua New Guinea, tujuan ekspedisi selanjutnya adalah Batavia (Jakarta). Kondisi kapal HMS Endeavour saat itu telah menjadi sangat kritis. Terjadi kerusakan pada pompa, kayu dan papan dari kapal tersebut semakin rusak. Dibutuhkan suatu pelabuhan dimana Kapal Endeavour menjalani perbaikan total. Pulau pertama yang terlihat oleh Kapten James Cook setelah meninggalkan Papua New Guinea adalah pulau Timor. Terlepas dari keinginan beberapa perwiranya, kapten Cook menolak untuk berlabuh di pulau tersebut, karena ingin segera mencapai Batavia.

Pada Minggu sore, 16 September 1770, pulau Rote sudah terlihat oleh HMS Endeavour. Kapten Cook membuat aneka pengamatan pada pulau-pulau dan objek lain yang dilintasi oleh HMS Endeavour dengan grafik pada peta yang dipegang olehnya serta mengoreksi ketidakakuratan grafik pada peta tersebut sebelum ini diterbitkan. Pada Senin pagi tanggal 17 September 1770 dari kejauhan sebuah pulau terlihat sangat tidak sempurna jika sama sekali diletakkan di layar grafik pada peta. Pukul 10 pagi, HMS Endeavour sudah sangat dekat dengan ujung Timur dari pulau tersebut. Pulau tersembunyi ini, tidak tercantum dalam peta yang dibawa oleh HMS Endevour dan semua kru Endeavour terkejut. Awalnya Kapten Cook pikir merupakan penemuan baru, tetapi saat HMS Endeavour mendekat pulau tersebut, terlihat bukit dan lembah yang landai hampir sepenuhnya ditutupi pohon lontar yang tak terhitung banyaknya dan sekelompok kawanan domba.

Kondisi kapal HMS Endeavour yang kritis dan membutuhkan tempat berlabuh untuk perbaikan, pulau Sabu tidak tertera dalam peta yang dimiliki oleh HMS Endeavour, beberapa kru HMS Endeavor sakit dan stok logistic (perbekalan) yang semakin menipis, terutama bahan makanan segar. Hal-hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan dari kapten James Cook untuk menjadikan pulau Sabu sebagai tempat persinggahan sebelum mencapai Batavia.

PESISIR PANTAI UTARA DAN PANTAI BARAT DARI PULAU SABU MERUPAKAN TEMPAT PERSINGGAHAN KAPAL HMS ENDEAVOUR

Dari sisi Timur pulau tersebut, kemudian Endeavour mendekat pesisir pulau tersebut dari sisi Utara, tetapi tetap tidak ada orang yang terlihat hanya sekawanan domba. Namun akhirnya beberapa orang terlihat dibawah pepohonan dekat pantai, dan diputuskan untuk mengirim sekoci untuk mencoba negosiasi perdagangan dengan orang-orang yang tampaknya sangat mampu memasok banyak kebutuhan bagi Endeavour.

Letnan Gore dikirim ke pantai untuk membuka komunikasi dengan penduduk setempat. Dalam waktu yang singkat, letnan Gore kembali ke atas HMS Endeavour dengan membawa kabar bahwa dia telah melihat orang Sabu dalam segala hal, baik warna kulit, pakaian dll. Sangat mirip dengan orang Melayu. Mereka sama sekali tidak bersenjata kecuali pisau yang mereka kenakan di ikat pinggang mereka. Walaupun pembicaraan tersebut hanya menggunakan bahasa tubuh (body language) dan tanpa penerjemah, namun orang Sabu yang tinggal disekitar pantai utara dapat memahami bahwa HMS Endeavour membutuhkan makanan.

Dr. Solander diutus kembali ke pantai untuk melakukan negosiasi. Sebelum mencapai pantai, Dr. Solander melihat dua penunggang kuda baru, salah satu dari mereka mengenakan pakaian Eropa yang lengkap, mantel biru, jas putih dan topi berenda. Saat sekoci tiba di pantai tampaknya sudah terlalu banyak orang yang datang untuk melihat HMS Endeavour. Mereka membawa buah kelapa, jeruk nipis, dan beberapa Aru Bog'ga yang berisi gula sabu, kemudian menaruhnya diatas sekoci Dr. Solander tanpa dibayar atau tanpa barter.

Namun tiba-tiba muncullah seorang Eropa yang kemudian dikenal sebagai Johan Christoper Lange (perwakilan VOC di pulau Sabu) memerintahkan agar kru HMS Endeavour segera berpindah ke arah barat untuk melakukan negosiasi disana. Setelah tinggal sekitar satu setengah jam di sisi utara, kemudian HMS Endeavour terus bergerak ke arah barat pulau tersebut. Di malam hari kapal memasuki teluk di depan kota yang diberi nama Seba, di mana bendera Belanda berkibar, dan tiga senjata ditembakkan ke udara. Jangkar dilepas sekitar 1½ mil dari pantai Seba.

JAMUAN MAKAN MALAM BERSAMA

Di pagi hari pada 18 September 1770, dua perwira berpangkat Letnan turun ke darat dan diterima oleh 20 atau 30 orang Sabu dengan senjata tradisional dan membawa mereka untuk diperkenalkan kepada raja Seba yang bernama Lomi Djara atau biasa disapa dengan Ama Doko dengan didampingi seorang penerjemah di istana kerajaan Seba. Kedua perwira itu menjelaskan kepada raja bahwa mereka adalah orang-orang Inggris yang sedang berlayar ke Pasifik namun dalam perjalanan beberapa kru kami sakit sehingga kami memerlukan makanan segar dan sekaligus mengundang raja bersama perwakilan VOC untuk dapat makan malam bersama mereka diatas kapal HMS Endeavour. Raja menjawab bahwa dia bersedia memberi kami segala sesuatu yang kami inginkan, tetapi karena kerajaan Seba telah mengikat kontrak dengan VOC dalam perjanjian Paravicini tahun 1756 lalu sehingga dia tidak diizinkan untuk berdagang dengan orang lain tanpa persetujuan VOC. (Catatan: Perjanjian Paravicini ditandatangani oleh raja Djara Wadu (Djawa Wadoe) mewakili kerajaan Seba. Raja Lomi Djara adalah putra dari raja Djara Wadu).

Kemudian raja Seba menulis sepucuk surat kepada Johan Christoper Lange sebagai perwakilan VOC di Sabu yang intinnya dalam surat tersebut memohon izin kepada VOC agar penduduk setempat diizinkan bertransaksi dengan kru HMS Endeavour dan meminta kepada perwakilan VOC agar dapat turut serta dalam memenuhi undangan makan malam bersama dengan perwira dari HMS Endeavour. Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya dijawab oleh orang yang bersangkutan bahwa kami bebas membeli kebutuhan yang diperlukan dari penduduk asli, apa pun yang kami inginkan. Christoper Lange menyatakan keinginannya untuk ikut serta dalam makan malam bersama dengan raja dan beberapa perwira dari HMS Endeavour dengan syarat 2 orang perwira harus tetap didarat sebagai jaminan, apabila terjadi suatu hal yang tidak dinginkan terhadap Johan Christoper Lange dan raja diatas kapal HMS Endeavour.

Dari istana kerajaan Seba, Christoper Lange, seorang penerjemah bersama raja dan pengawalnya menuju kapal HMS Endevour yang berlabuh di teluk Seba untuk memenuhi undangan makan malam. Daging kambing adalah hidangan utama yang disajikan. Sementara jamuan makan malam berlangsung, raja Seba (Lomi Djara) mengungkapkan keinginannya memiliki seekor domba Inggris dan seekor anjing Inggris. Kapten James Cook menyanggupi keinginan raja, walaupun diatas kapal HMS Endeavour hanya tersisa 1 ekor domba Inggris yang merupakan stok terakhir untuk perjalanan selanjutnya, sedangkan Joseph Banks (seorang ahli Botani) dengan senang hati memberi seekor anjing greyhound kepada raja. (Catatan : anjing greyhound adalah seekor anjing dari jenis yang tinggi dan ramping yang memiliki penglihatan yang tajam dan mempunyai kecepatan berlari yang sangat tinggi, digunakan sejak zaman kuno untuk berburu binatang kecil dan sekarang digunakan dalam balapan dan pacuan).

Setelah makan malam selesai, Dr Solander dan Joseph Banks mengantarkan raja Ama Doko dan Christopher Lange turun ke darat dengan menggunakan sekoci. Perpisahan sementara pada malam tersebut ditandai dengan tiga tembakan ke atas udara dari darat dan kemudian dibalas dengan lima tembakan dari atas kapal HMS Endeavour.

Keesokan harinya pada tanggal 19 September, raja Ama Doko membalas jamuan makan malam bersama dengan James Cook dan perwira-perwira HMS Endeavour. Sekitar jam 5 sore makan malam sudah siap, terdiri dari 36 piring, beberapa “Haik” berisi nasi dan daging babi dan 3 mangkuk tanah liat berisi sup atau lebih tepatnya kaldu di mana daging babi telah direbus. Makanan dibentangkan di lantai dan tikar diletakkan di sekelilingnya. James Cook bersama beberapa perwiranya digiring secara bergiliran ke sebuah lubang dari lantai rumah panggung, disitu seorang pria telah menunggu dengan membawa sebuah “Haik” yang berisi air untuk mencuci tangan.

Joseph Banks menyatakan bahwa kebiasaan di Sabu, yang menjamu makanan tidak akan makan bersama-sama dengan yang dijamu namun jika dicurigai bahwa makanan tersebut telah diracuni maka yang menjamu akan makan terlebih dahulu. “Kami tidak mencurigai apapun” kata Banks, lalu mereka duduk dan makan dengan lahapnya bersama Manu Djami (Fetor Seba) dan Christoper Lange pun makan bersama mereka. Anggur yang dibawa orang-orang Inggris pun diedarkan namun sang raja pun menolak minum bersama mereka dengan mengatakan bahwa tuan pesta tak boleh mabuk bersama tamu-tamunya. Sendok yang hanya terbuat dari daun lontar berukuran sangat kecil sehingga hanya sedikit dari kita yang memiliki kesabaran untuk memakannya. Mereka makan dengan lahapnya hingga yang tersisa cuma remah-remah yang tak menimbulkan selera lagi.

HARI TERAKHIR DI PULAU SABU

Pada siang hari (Kamis, 20 September 1770) di tepi pantai Seba, orang-orang Sabu telah menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkan oleh HMS Endeavour. Perwakilan VOC di pulau Sabu, Christoper Lange menunjukkan sikap bahwa dia bertekad untuk mendapatkan keuntungan dari kru HMS Endeavour, dan menawarkan harga yang paling selangit untuk semua daftar kebutuhan yang mereka butuhkan dalam proses transaksi dagang. Selain itu, Christoper Lange bersikeras bahwa VOC harus dibayar dalam bentuk emas. Untunglah pada waktu yang tepat datang Manu Djami (Fetor Sabu). Melalui Manu Djami semua daftar kebutuhan yang dibutuhkan oleh kru Endeavour diperoleh dengan harga yang wajar.

Pada akhirnya, pada pasar terbuka tersebut kru HMS Endeavour berhasil memperoleh sembilan ekor kerbau, enam ekor domba, tiga ekor babi, tiga puluh ekor ayam, beberapa buah jeruk nipis, beberapa buah kelapa, sejumlah telur, sedikit bawang dan ratusan Aru Bog'ga yang berisi gula Sabu. Secara keseluruhan persediaan hidup lebih dari yang cukup untuk membawa kru HMS Endeavour ke Batavia

Pada hari Jumat, 21 September 1770, HMS Endeavour kembali berlayar dari Sabu Seba dengan menempuh jalur barat. Pulau Jawa mulai terlihat pada sore hari tanggal 30 September 1770. HMS Endeavour tiba diujung barat pulau Jawa pada 1 Oktober 1770.

"JAMES COOK : PENEMU BENUA AUSTRALIA"

Sumber referensi :

1863, George Young, A.M. Life and Voyages Captain James Cook, Drawn up from his Journals, and other authentic documents; and comprising much original information.

1968, Beaglehole J.C, ed. The Journals of Captain James Cook on His Voyages of Discovery, vol. I: The Voyage of the Endeavour 1768–1771. 

2008, W.H.G. Kingston. Captain Cook. His Life, Voyages, and Discoveries.

2015, Hans Rooseboom. The Hidden Island of Savu

Wikisource :The Endeavour Journal of Sir Joseph Banks/September 1770 (Last Edited, 2008)

Wikipedia : First voyage of James Cook (Last Edited, 2020)

Tags

Top Post Ad

Copyright © 2022 By Media Kota News.com | Powered and Design By Media Kota News.com