SEKILAS GAMBARAN SEJARAH TENTANG MERIAM DI KELAPA LIMA

SEKILAS GAMBARAN SEJARAH TENTANG MERIAM DI KELAPA LIMA

Oleh : Sonny Pellokila

Di kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang terdapat Dua (2) buah meriam peninggalan pasukan Australia sebagai sekutu Belanda. Letak antara satu meriam dengan meriam lainnya berjarak kurang lebih 200 meter. Meriam peninggalan pasukan Australia ini, dulunya terletak dalam kawasan pantai Kelapa Lima.

Keberadaan kedua meriam di Kelapa Lima berawal dari kedatangan pasukan khusus Australia (Sparrow Force) ke Kupang untuk menghadapi invasi Jepang di pulau Timor khususnya di Kupang. Pada 12 Desember 1941, Sparrow Force bersama kapal HMS Westralia tiba di Kupang. Sparrow Force yang di komandai oleh Letnan Kolonel W.W. Leggatt terdiri dari 944 pasukan batalyon infanteri ke-2/40 Australia dan 445 pasukan dari divisi lainnya di Australia. Sebagian besar senjata artileri berat dan ringan, peralatan perang dan persediaan amunisi dari Sparrow Force dikirim sebelum 12 Desember 1941.

Kelapa Lima ditetapkan sebagai basis pertahanan pantai dari pasukan artileri infanteri. Di lokasi ini, ditanam dua (2) meriam (Heavy Battery 2/1) yang memiliki panjang kurang lebih 7,75 meter dan memiliki diameter 15,24 cm (6 inch) pada lubang laras meriam. Setelah ditanam, meriam ini pernah di uji coba. Radius tembakan dari meriam ini melewati pulau Kera. Meriam ini termasuk dalam senjata artileri berat yang akan digunakan oleh pasukan Sparrow Force Australia untuk menghadapi armada kapal perang Jepang dari arah teluk Kupang. Komandan pertahanan pantai dari artileri infanteri ini adalah Mayor A. J. McL. Wilson.

Saat fajar menyingsing pada tanggal 20 Febuari 1942, pertahanan pantai di Kelapa Lima dibom oleh pesawat udara Jepang dan komandan pertahanan pantai, Mayor A. J. McL. Wilson beserta beberapa prajuritnya terbunuh. Selang beberapa jam kemudian tepatnya jam 10 pagi, pertahanan pantai Kelapa Lima dibombardir lagi oleh pesawat tempur Jepang sehingga beberapa prajurit dari pasukan artileri infanteri terbunuh dan menghancurkan seluruh sistem kontrol pengendalian persenjataan, akibatnya senjata artileri berat (termasuk 2 meriam yang ditanam) dan amunisinya tidak berfungsi dan tidak dapat digunakan lagi oleh prajurit infanteri. 

Hancurnya basis pertahanan pantai di Kelapa Lima dalam beberapa jam membuktikan bahwa intelijen Jepang sudah mengetahui secara pasti, tempat-tempat mana yang akan menjadi basis dari Sparrow Force. Sedangkan Sparrow Force sendiri terkecoh sebab konvoi armada kapal perang Jepang bukan datang dari arah teluk Kupang melainkan dari arah barat, tepatnya di pantai Oepaha. 

Inilah kisah singkat kedua meriam tersebut dimana sejak mulai ditanam di Kelapa Lima dan sebelum digunakan untuk pertempuran oleh pasukan artileri infanteri, sudah tidak berfungsi lagi akibat dari serangan udara Jepang hanya dalam beberapa jam. Kini kedua meriam tersebut diperkirakan sudah berumur sekitar 80 tahun di Kelapa Lima.

Tags

Top Post Ad

Copyright © 2022 By Media Kota News.com | Powered and Design By Media Kota News.com