EREVELD (MAKAM KEHORMATAN BELANDA) DI PASIR PANJANG, KUPANG
Oleh : Sonny Pellokila
Centraal Bureau Gravendienst (Biro Pusat Makam) adalah sebuah lembaga Belanda yang bekerja untuk mendata dan membangun kuburan atau makam untuk korban perang setelah setelah masa pendudukan Jepang berakhir Indonesia atau setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Biro ini didirikan pada 1 Juni 1946 sebagai bagian dari KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger) berpusat di Jakarta. Centraal Bureau Gravendienst kemudian berkembang menjadi Legergravendienst (Dinas Makam Militer) dengan kantor pusat di Bandung. Dalam periode 1946-1952, terdapat 22 Ereveld (Makam Kehormatan Belanda) yang telah dibangun oleh Legergravendienst diseluruh Indonesia.
Ereveld Pasir Panjang di Kupang merupakan salah satu dari 22 Ereveld yang telah dibangun oleh Legergravendienst. Ereveld tersebut dibangun pada awal tahun 1947, dimana pada waktu itu baru terdapat sekitar 30 makam atau kuburan yang dipindahkan dari lokasi berbeda di Kupang ke Ereveld Pasir Panjang. Ereveld Pasir Panjang diresmikan oleh Tjokorda Gde Raka Soekawati (ejaan baru: Cokorda Gde Raka Sukawati) sebagai Presiden Negara Indonesia Timur (1946-1950) pada tanggal 12 Agustus 1948. Secara umum yang dimakamkan di Ereveld ini adalah tentara-tentara KNIL, dimana mayoritas terdiri orang-orang pribumi dan sisanya adalah orang-orang Belanda dan sekutunya (Australia, Inggris, dll).
Dilihat dari kondisi fisiknya pada foto-foto atau gambar yang dipublikasi pada 1947 dan 1948, Ereveld Pasir Panjang di Kupang sangat terawat. Kesan anker tidak tampak di sini. Justru nuansa asri, sejuk, dan indah yang dominan sebab rupa makamnya dibuat nyaris seragam dengan jarak antar makam yang teratur dengan hamparan rumput hijau yang indah dan berada dekat pinggir pantai. Inilah pekuburan pertama di Kupang yang didesain dengan konsep “Taman”.
Berbeda dengan konsep kerkhof Belanda (Pekuburan Belanda) di Fatufeto (samping benteng Concordia) yang memiliki bangunan besar di atas tanah. Ereveld Pasir Panjang, umumnya hanya ditandai dengan berdirinya banyak nisan berwujud patok salib putih bertuliskan nama mendiang, tanggal lahir dan tanggal meninggal. Jika patok salib polos merupakan penanda bahwa yang dimakamkam adalah orang Kristen, patok dengan rupa lain juga membantu kita untuk mengenali agama yang dikuburkan. Patok salib berhias digunakan untuk makam Katolik, patok berbentuk mirip kubah masjid untuk makam Islam. Untuk makam yang tidak diketahui identitasnya ditulisi “Onbekend” alias tidak dikenal.
Pada 1 Januari 1952, Belanda meminta Oorlogs Graven Stichting (OGS) atau Yayasan Makam Kehormatan Belanda berpusat di Den Haag untuk mengelola 22 Ereveld yang tersebar di Indonesia. Namun, beberapa tahun kemudian, semua Ereveld yang terletak di luar Jawa harus dihapuskan dengan keputusan Pemerintah Indonesia. Menyikapi keputusan Pemerintah Indonesia maka dalam periode 1960-1968, Oorlogs Graven Stichting (OGS) mengambil tindakan untuk memindahkan jasad orang-orang Eropa yang terdapat pada lima belas (15) Ereveld di luar pulau Jawa ke tujuh (7) Ereveld di pulau Jawa. Pada tahun 1966, jasad orang-orang Eropa yang dimakamkan di Ereveld Pasir Panjang di pindahkan Ereveld Kembang Kuning di Surabaya.
Saat ini hanya terdapat 7 Ereveld (Makam Kehormatan Belanda) yang terpusat di pulau Jawa, yaitu Ereveld Menteng Pulo dan Ancol di Jakarta, Kalibanteng dan Candi di Semarang, Pandu di Bandung, Leuwigajah di Cimahi, dan Kembang Kuning di Surabaya.
Inilah akhir dari kisah singkat Ereveld Pasir Panjang. Selanjutnya Ereveld Pasir Panjang oleh Pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) sebagai wujud penghargaan dan penghormatan dari Pemerintah terhadap jasa-jasa para Pahlawan/Pejuang, sebagai sarana pelestarian nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan sosial, dan sebagai obyek studi dan ziarah. TMPN ini diresmikan oleh Dra. Intan Soeweno sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia (1993-1998) pada 8 Februari 1994 dengan nama Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) “Dharmaloka”. Sebelumnya bernama Taman Bahagia Dharmaloka.
Sumber :
1. Indische Literaire Wandelingen, Aanvullende lectuur, OGS – De Oorlogsgravenstichting
2. De Uitlaat No. 22 Derde Jaargang 16 October 1948
3. Citra Kota Kupang Dalam Arsip, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), 2018.