Bukan Sekuler, Awang : PAN Partai Nasionalis - Religius
KUPANG, Media Kota News. Com - Tak dapat terelakkan lagi, praktek perpolitikan yang berlangsung di Indonesia kerapkali menempatkan nasionalisme dan agama di sisi-sisi yang berseberangan.
Fenomena tersebut mendorong Partai Amanat Nasional (PAN) menempatkan diri sebagai Partai jalan tengah dengan Platform Nasionalis Religius, bukan nasionalisme skuler apalagi agamais.
Penegasan itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN NTT, Awang Notoprawiro dalam wejangannya saat pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) PAN se Kecamatan Kota Lama di Rumah PAN Airmata, Minggu (21/08/2022) petang.
"PAN Partai nasionalis religius dan Pancasilais serta sangat menghargai pluralisme, " katanya.
Kehadiran PAN dalam kancah perpolitikan Indonesia demikian Awang, selain memperjuangkan kepentingan rakyat juga berupaya memberikan penguatan paham nasionalisme yang religius untuk memperkuat semua dasar filosofis berbangsa menjadi Ideologis Indonesia, yaitu Pancasila.
Seluruh kader dan pengurus diingatkannya supaya menempatkan penghormatan kepada sistem nilai kebangsaan terhadap nilai-nilai religius.
“Motto Bhinneka Tunggal Ika secara implisit menunjukkan bahwa realitas masyarakat Indonesia adalah himpunan suku-suku dengan aneka ragam bahasa, budaya dan agama, bukan sebuah bangsa (“nation”) tunggal dan homogen bernama Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, sikap PAN yang menjadikan Nasionalisme Religius sebagai platform partai bukan tanpa alasan. Carut marut kondisi bangsa yang terbelah dalam faksi-faksi dapat menghambat upaya-upaya percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Platform Nasionalis Religius yang dianut PAN masih sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang beragam. Orang yang nasionalis adalah juga orang yang pluralis," ungkapnya.
Ia menegaskan, sikap PAN sebagai partai dengan paham Nasionalis religius bukan baru dimunculkan lantaran mendekati Pemilu yang akan digelar tahun 2024 mendatang, sikap tersebut merupakan bentuk konsistensi PAN dalam merawat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.
Para kader dan pengurus diingatkannya supaya terus meningkatkan kapasitas dan kinerja berbasis nasionalis dan religius.
Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk meningkatkan demokrasi dan kinerja sistem politik di Indonesia dan NTT khususnya.
"Pengalaman dalam menyeleksi kepemimpinan nasional dan daerah membuktikan keberhasilan parpol nasionalis dan religius sebagai pilar demokrasi. Dalam kedudukannya sebagai pilar demokrasi, PAN akan terus berperan aktif dalam sistem perpolitikan nasional maupun daerah sebagai wadah untuk proses seleksi kepemimpinan nasional dan daerah,” katanya seraya menambahkan, " Peran PAN sebagai partai nasionalis dan religius telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi sistem perpolitikan Indonesia, terutama dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang dinamis," sambungnya.
Para kader maupun pengurus PAN NTT juga diingatkannya supaya mengedepankan semangat humanisme dalam menghadapi setiap kontestasi politik.
"Syarat PAN menjadi yang terdePAN harus kedePANkan semangat humanisme dan etika serta sopan santun dan tertib dalam berpolitik, " tegasnya. (R1)