Akhirnya Prof. Apris Adu Dilantik Jadi Dekan FKM Undana
KUPANG, Media Kota News. Com - Setelah ditunda cukup lama pasca pemilihan 10 Mei 2022 lalu, akhirnya Rektor Undana Kupang, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc melantik Prof. Dr. Apris Adu, S. PT, M. Kes sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) periode 2022-2026.
Selain Prof. Apris Adu juga Rektor juga melantik Koordinator Program Studi Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH), Dr. Magdarita Riwu, S.Farm., M.Farm., Apt yang berlangsung di Aula Rektorat Undana, Jumat (19/8/2022) siang.
Untuk diketahui, sebelumnya Prof. Apris Adu menjabat sebagai Dekan FKM sejak 2018-2022.
Dalam sambutannya Rektor Maxs Sanam mengatakan, pihaknya akhirnya mengambil keputusan untuk melantik Prof. Apris, terlepas dari berbagai perbincangan internal maupun eksternal di lingkungan Undana.
Ia mengganggap, persoalan yang diperbincangkan tersebut telah selesai secara internal, dan tidak perlu dipersoalkan.
“Ini pembelajaran buat kita semua, khususnya FKM bahwa apa yang dilakukan pada masa lalu, tetapi saat ini berdasarkan regulasi yang ada, maka kita sesuaikan untuk melantik Dekan FKM,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia juga meminta Dekan FKM maupun Koordinator Prodi agar bertanggungjawab meningkatkan akreditasi Prodi.
“Dekan FKM, mohon perhatikan agar lama studi mahasiswa FKM harus sesuai standar. Jangan sampai ada mahasiswa yang melewati masa studi dalam waktu lama, bahkan sampai drop out (DO). Ini juga catatan bagi kita semua,” tegas Rektor Maxs Sanam seperti dikutip melalui website resmi Undana Kupang, Selasa (23/08/2022).
Rektor Maxs Sanam juga mengingatkan pimpinan dan dosen Undana agar terlibat dalam kegiatan matrikulasi dan sejumlah kegiatan penerimaan mahasiswa baru yang sedang berlangsung.
Khusus pembinaan mahasiswa baru diingatkannya supaya tidak dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini agar menghindari segala bentuk kekerasan di lingkungan kampus. Sebab, kebijakan Kemendikbud saat ini, dunia kampus harus bebas dari segala bentuk kekerasan baik kekerasan fisik maupun mental.
“Mohon kontrol anak-anak, kalua tidak bisa dikontrol, maka akan melahirkan kekerasan. Saya nanti cek. Sebab, mahasiswa harus lulus di Undana dengan rasa bahagia dan suka cita, agar menjadi teladan dan agen perubahan di tengah masyarakat,” pungkasnya. (*/R1)