DE HALVE MAEN

DE HALVE MAEN

Oleh Sonny Pellokila

“De Halve Maen” adalah nama dari sebuah kapal layar kayu bertiang tiga setinggi 85 kaki persegi dengan tipe pemburu yang dibuat pada galangan kapal di Amsterdam pada tahun 1608 dengan panjang sekitar 21 meter, kapasitas muatan 80 ton dan awak kapal 15-20 laki-laki. De Halve Maen dikerahkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, dan berlayar ke Asia di bawah kapten Melis Andriesz. Pada bulan Mei 1611, kapal de Halve Maen mulai berlayar ke Banda dan Banten. Ini adalah kapal pengangkut dengan kapasitas kargo yang besar, tetapi juga cocok untuk mengangkut penumpang. 

De Halve Maen atau dalam beberapa referensi sering ditulis dengan “de Halve Maan” (Half Moon) adalah salah satu kapal laut (tipe pemburu) yang digunakan oleh VOC untuk menaklukan benteng Portugis di Lohayong, Solor dan juga melakukan kontrak dagang dengan beberapa raja di pulau Timor dalam hal perdagangan kayu cendana. Sejak tahun 1613-1614, kapal ini sering berlayar di perairan pulau Solor, Timor dan Banda. De Halve Maen adalah kapal pertama milik VOC yang tiba di pelabuhan “Cupão” (pelabuhan alam atau bandar alam) pada tahun 1613.

DE HALVE MAEN DI PERAIRAN TIMOR DAN SOLOR (1613-1614) 

“JANUARI 1613”

Pada tanggal 9 Januari 1613, armada VOC yang di pimpin oleh Apollonius Schotte bersama Laksamana Pieter W. Verhoeven berangkat dengan kapal pemburu de Halve Maan, kapal Ter Veere dan beberapa kapal coracora (Ternate) dari Buton ke Solor, di mana Schotte muncul tepat di depan benteng Portugis pada tanggal 17 Januari 1613. 

“FEBUARI-APRIL 1613”

Apollonius Schotte mengirim Willem Jacobsz dengan kapal pemburu de Halve Maen, beberapa kapal nelayan (galliot) dan coracora ke Timor untuk berjaga-jaga dan mereka kembali ke Solor pada tanggal 1 April 1613 ke Solor. Schotte menguasai benteng Portugis di Solor pada 20 April 1613. De Halve Maen adalah kapal pertama VOC yang tiba di pelabuhan “Cupão” (pelabuhan alam atau bandar alam). Istilah Cupão sebagai nama tempat muncul pertama kali ketika pedagang Portugis memulai kegiatan komersial di pulau Timor (Kupang dan Lifau) pada tahun 1520. Pada awal pedagang-pedagang Portugis datang ke Timor barat, mereka menyebut “Kopan” dengan Cupão sebagai “nama tempat”. Kata Kopan diambil dari nama pangeran Lai Kopan. VOC menyebut nama pelabuhan ini dengan nama pelabuhan “Coupan”.

“MEI-JUNI 1613”

Armada VOC yang dipimpin oleh Apollonius Schotte berangkat berangkat dari Solor pada tanggal 26 Mei 1613 dengan kapal Patani, dan kapal pemburu de Halve Maan dan beberapa kapal nelayan ke Timor, untuk bersekutu dengan raja-raja yang tinggal di pedalaman pulau itu. Pada tanggal 4 Juni 1613, kapal pemburu de Halve Maan bersama armada kapal lainnya yang dipimpin oleh Apollonius Schotte tiba di Mena Mereka menjanjikan akan mengisi kapal pemburu de Halve Maen dengan kayu cendana, komoditas utama dari tanah itu.

“APRIL 1614”

Komandan Solor, Adriaen van der Velde memutuskan untuk memindahkan pendeta Matthijs van den Broeck ke Coupan (Kupang) setelah dua bulan lebih bertugas di Solor. Pendeta Matthijs van den Broeck berangkat dari Solor ke Kupang pada bulan April 1614 dengan menggunakan kapal pemburu de Halve Maen. 

“JULI 1614”

Komandan Solor, Adriaen van der Velde bersama nakoda kapal pemburu de Halve Maen dan 27 hingga 28 tentara dan beberapa mardjikers berangkat dari Solor ke Adonara untuk menyerang Fernandes bersama pengikutnya di kampung Karma, Adonara. Peristiwa ini mengakibatkan terbunuhnya Adriaen van der Velde (komandan Solor). Hal ini dilaporkan oleh Crijn van Raemburch kepada Gubernur Jenderal di Batavia melalui suratnya tertanggal 13 Agustus 1614. Raemburch juga menuliskan bahwa pendeta Matthijs van den Broeck telah berbicara dengan raja Coupan (Kupang) tentang adopsi kekristenan dalam surat yang sama.

PENUTUP

Perjalanan pelayaran de Halve Maan, kemudian dilanjutkan ke berbagai pulau-pulau yang akan menjadi invasi VOC dalam rangka perdagangan rempah-rempah dan kayu cendana. Pada akhir tahun 1618 terjadi pertempuran laut antara kapal-kapal Inggris dan Belanda di lepas pantai Jawa. Dengan hancurnya benteng yang didirikan oleh Jan Pietersz Coen, dekat kota pelabuhan Jacatra, Inggris ingin mencegah Belanda mendapatkan jembatan penting di Kepulauan India. Dalam pertempuran laut yang berakhir tidak meyakinkan, de Halve Maen dibakar dan binasa. Inilah kisah akhir perjalanan pelayaran dari kapal pemburu de Halve Maen. 

De Halve Maen adalah kapal pertama milik VOC yang tiba di pelabuhan “Cupão” (pelabuhan alam atau bandar alam) pada tahun 1613. Oleh karena itu, nama “de Halve Maen” kemudian diabadikan oleh sebagian pejabat-pejabat  Belanda di Kupang sebagai nama pelabuhan atau dermaga di Kupang yang dibangun pada abad 19 dengan nama “dermaga de Halve Maen”. Dermaga tersebut awalnya berbentuk melengkung mirip seperti bulan sabit (Half Moon atau Halve Maen). Namun penduduk Kupang pada waktu itu lebih familiar menggunakan nama pelabuhan atau dermaga tersebut dengan nama pelabuhan atau dermaga “Kupang”.

Sumber :

1646, Pieter W. Verhoeven. Begin ende voortgangh der Vereenighde Nederlantsche Geoctroyeerde, Oost Indische Compagnie. 

1726, François Valentijn. Oud en nieuw Oost-Indiën, vervattende een naaukeurige en uitvoerige .

1886, P. A Tiele. Bouwstoffen voor de geschiedenis der Nederlanders in den Maleischen Archipel. Eerste Deel.

1890, J.A. Grothe. Archief Voor De Geschiedenis Der Oude Hollandsche Zending. De Molukken, 1603-1624. Volume 4-6.

1919. Dr. H. T. Colenbrander. Jan Pieterssz, Coen. Bescheiden Omtrent Zijn Bedrijf in Indie.

1931, G. Kolff & Company. Inter-ocean: A Netherlands East Indian Magazine Devoted to Malaysia and Australasia, Volume 12.

1987, R. Barnes. Avarice and iniquity at the Solor Fort.

2006, Frédéric Durand. Timor, 1250-2005: 750 ans de cartographie et de voyages.

Tags

Top Post Ad

Copyright © 2022 By Media Kota News.com | Powered and Design By Media Kota News.com