Iuran Ikoma Digulir, BLM : Itu Aksi Provokasi, Jangan Cederai Partisipasi Masyarakat

Jelang Pemilihan Dekan FKM 

Iuran Ikoma Digulir, BLM : Itu Aksi Provokasi, Jangan Cederai Partisipasi Masyarakat

KUPANG, Media Kota News. Com - Suasana menjelang pemilihan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana Kupang yang akan digelar, Selasa (10/05/2022) hari ini mendapat perhatian serius mahasiswa terutama setelah digulirkannya soal pemberlakuan pungutan Iuran Ikatan Orangtua Mahasiswa (Ikoma) FKM. 

Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) FKM Undana Kupang, Melany Ratu saat dihubungi Media Kota News, Selasa (10/05/2022) menyebut isu yang mempersoalkan pungutan iuran Ikoma sebagai tindakan provokasi. 

"Saya melihat desas-desus soal pungutan iuran Ikoma ini sengaja digulirkan oleh orang-orang tertentu menjelang perhelatan pemilihan Dekan FKM Undana Kupang, " kata Melany. 

Ia menegaskan, para mahasiswa membayar iuran tersebut langsung ke rekening Ikoma bukan ke FKM Undana Kupang. 

"Kami bayar iuran Ikoma ke rekening Ikoma bukan FKM. Pengelolaan dana tersebut juga dilakukan Ikoma. Perlu kami jelaskan bahwa iuran itu merupakan bentuk partisipasi orangtua dalam mendukung proses perkuliahan di FKM

Iuran ini juga wajib karena bukan baru terjadi tetapi sudah ada sejak FKM berdiri," tegasnya. 

Seluruh pihak diingatkannya supaya mendukung penuh keterlibatan masyarakat dalam memajukan dunia pendidikan. 

"Jadi kami harapkan supaya partisipasi orang tua dalam mendukung kemajuan FKM Undana didukung, " tandas Melany. 

Ia menilai isu soal iuran Ikoma sengaja digulirkan dengan tujuan untuk memecah belah FKM. 

"Saya merasa opini liar ini sengaja dibangun untuk memprovokasi keluarga besar FKM dan hanya memperkeruh suasana saja. Terus terang kami merasa terganggu dengan aksi provokatif seperti ini. Aksi seperti ini juga terkesan mengabaikan partisipasi masyarakat dalam mendukung majunya dunia pendidikan. Semestinya ruang diskusi dimanfaatkan untuk membicarakannya bukan menggulirkan isu secara liar, " katanya. 

Seluruh Mahasiswa FKM Undana diingatkannya agar tidak terpancing dengan beredarnya isu tersebut. 

"Saya harapkan agar kawan-kawan mahasiswa tidak terprovokasi dengan isu yang tidak bertanggung jawab ini, " harapnya. 

Hal senada dikemukakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKM Undana, Juan M. Neolaka yang dihubungi secara terpisah. 

Ia mengatakan, pungutan iuran Ikoma bukan pungutan liar karena ditetapkan berdasarkan kesepakatan para orangtua sejak FKM didirikan tahun 2001 lalu. 

"itu bukan pungutan liar karena memiliki dasar yang jelas dan tertuang dalam AD/ART FKM. Pungutan itu juga tidak ada sangkut pautnya dengan FKM Undana Kupang. Pada prinsipnya kami mendukung hal yang benar, " katanya. 

Disinggung soal adanya aksi mahasiswa pasca digulirkannya pungutan iuran Ikoma, ia menegaskan, BEM tidak mentolerir isu tersebut. 

Sebab menurutnya, iuran tersebut dipungut oleh masyarakat dan bukan oleh FKM. 

"Pungutan iuran itu dilakukan oleh masyarakat dan bukan oleh FKM. Kami tidak memasuki ruang yang bukan FKM. Pada prinsipnya BEM tidak mengambil sikap atas desas desus soal pungutan iuran Ikoma karena informasi tersebut tidak benar," tandasnya. 

Ia menegaskan, penarikan iuran Ikoma yang dilakukan Ikoma murni sebagai dukungan masyarakat untuk memajukan dunia pendidikan. 

"Iuran itu bagian dari dukungan masyarakat untuk mendukung proses perkuliahan. Pungutan itu dilakukan tanpa ada paksaan, " katanya. 

Ia menduga iuran Ikoma sengaja ditiupkan menjelang pemilihan Dekan FKM Undana. "Karena kebetulan isu ini mencuat menjelang proses pemilihan dekan sehingga ada indikasi ini sengaja digulir dengan narasi seolah-olah pungutan iuran ini bermasalah padahal pungutan ini bukan baru terjadi tetapi sejak FKM berdiri

Kami sangat mendukung keberlangsungan iuran itu karena demi kemajuan lembaga ini kedepannya, " kata Juan. 

Ketua Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana Kupang, Kompol. I Nyoman Surya Wiryawan, SH sebelumnya membantah informasi yang menyebut pengelolaan iuran IKOMA yang dibayarkan mahasiswa setiap semester sebesar Rp. 90.000 per mahasiswa dikelola FKM Undana Kupang. 

Ia mengatakan hal itu menanggapi informasi  yang diberitakan Media Online di Kupang NTT yang menyebut penarikan iuran tersebut dikelola pihak FKM Undana Kupang.

Kepada wartawan, ia membenarkan adanya pungutan iuran IKOMA kepada mahasiswa FKM namun pengelolaannya dilakukan IKOMA. 

"Pembayaran iuran yang dilakukan mahasiswa setiap semester masuk ke rekening IKOMA di Bank NTT. Besaran iuran yang dibayarkan berdasarkan keputusan para orang tua dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IKOMA, " jelas Wakapolres Rote Ndao ini. 

Ia menjelaskan, pengelolaan  iuran yang dibayar mahasiswa dilakukan berdasarkan AD/ART IKOMA yang ditetapkan orang tua mahasiswa FKM Undana. 

Pembayaran Iuran IKOMA demikian Arya, dilakukan sejak IKOMA dibentuk sekitar tahun 2002 lalu dan besaran iuran tidak berubah yakni sebesar Rp. 90.000 per semester. 

"Pengelolaannya sudah diatur dalam AD/ART yang sepenuhnya untuk mendukung kegiatan perkuliahan juga dukungan sarana perkuliahan sehingga bisa memberikan rasa nyaman kepada mahasiswa selama proses perkuliahan.  Pertanggungjawaban keuangan juga transparan sesuai mekanisme yang ditetapkan dalam AD/ART, jadi semuanya terbuka, " tandasnya.(R1)

Top Post Ad

Copyright © 2022 By Media Kota News.com | Powered and Design By Media Kota News.com