Tahun Ini Pemerintah Akan Hidupkan Kembali Lima Bahasa Daerah di NTT

Tahun Ini Pemerintah Akan Hidupkan Kembali Lima Bahasa Daerah di NTTKUPANGMedia Kota News. Com - Tak dapat dipungkiri, akhir-akhir ini penggunaan bahasa daerah mulai berkurang. Pemerintah pun berencana untuk menghidupkan kembali bahasa daerah yang akhir-akhir penggunaannya mulai berkurang. 

Kepala Kantor Badan Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Syaiful Bahri Lubis saat berbincang-bincang dengan Media Kota News.com di ruang kerjanya, Jumat (25/03/2022) mengungkapkan, sesuai penelusuran yang dilakukan pihaknya, wilayah NTT sangat kaya dengan budaya. 

Pasalnya, di wilayah NTT terdapat  72 bahasa daerah. Dari jumlah itu lanjut Syaiful,  30 bahasa daerah di antaranya terdapat di Kabupaten Alor. 

Tahun ini lanjut Syaiful, pihaknya melakukan revitalisasi terhadap lima bahasa daerah di NTT yang penggunanya mulai berkurang. 

"Ada lima bahasa daerah di NTT yang dilakukan revitalisasi atau dihidupkan kembali pada 2022 yang tersebar di lima pulau di Provinsi NTT," katanya. 

Dikatakannya, Program revitalisasi bahasa daerah diluncurkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada 22 Februari 2022. Program untuk menghidupkan kembali bahasa daerah itu dilakukan di 12 provinsi dari sebelumnya pada 2021 hanya dilakukan di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Ada 38 bahasa daerah di 12 provinsi di Indonesia yang dilakukan revitalisasi bahasa daerah pada 2022 dan lima di antaranya terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Ia menyebutkan, kelima bahasa daerah di NTT yang digiatkan kembali oleh Badan Bahasa NTT, yaitu bahasa Manggarai mewakili wilayah Pulau Flores, dari Pulau Timor yaitu bahasa Dawan, bahasa daerah dari Pulau Sumba adalah bahasa Kambera, serta bahasa Rote mewakili Pulau Rote dan bahasa Abui dari Kabupaten Alor.

Dalam melestarikan bahasa daerah lanjut Syaiful, pihaknya akan mengedepankan konsep berbasis komunitas dalam melestarikan bahasa daerah. 

Menurutnya, hal itu dimaksudkan agar warga setempat tetap menggunakan bahasa ibu. 

Ia mengatakan,  program penggunaan bahasa ibu pada sekolah awal yang dilakukan lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) merupakan suatu terobosan yang positif dalam pembangunan sektor pendidikan serta upaya melestarikan bahasa daerah di provinsi berbasis kepulauan ini.

"Program penggunaan bahasa ibu yang dilakukan Inovasidalam bidang pendidikan untuk kelas awal pada sejumlah lembaga pendidikan dasar di NTT merupakan sesuatu yang luar biasa untuk melestarikan bahasa daerah di NTT," katanya.(R1)

Top Post Ad

Copyright © 2022 By Media Kota News.com | Powered and Design By Media Kota News.com