Kasus Stunting di Kabupaten Kupang Turun 14 Persen
Oelamasi, Media Kota News. Com - Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Kupang dalam menekan laju pertumbuhan kasus stunting di wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste itu patut diapresiasi.
Betapa tidak, Pemkab Kupang bersama masyarakat sukses menurunkan kasus yang menjadi perhatian pemerintah pusat itu hingga 14 persen.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manfae saat membuka lokakarya lintas sektor "Sinergi Percepatan Penurunan Stunting dan Pencapian ODF (Open Defictie Free) Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa NTT" yang berlangsung di ruang rapat Wakil Bupati Kupang di Oelamasi, Kamis (03/02/2022) kemarin.
Untuk percepatan penuntasan kasus itu, Ia mendorong kerjasama seluruh pihak dalam menuntaskan kasus itu di Kabupaten Kupang.
"Kami menyampaikan terimakasih atas kerjasama seluruh pihak terutama Dinkes, DP2KBP3A dan Dompet Dhuafa yang terlibat dalam penanganan masalah stunting yang terus menurun walaupun belum mencapai target yang diharapkan. Perlu adanya kerjasama agar apa yang ditargetkan oleh Propinsi hingga Pusat bisa mencapai titik stunting yang ditentukan," kata Jerry Dalam kegiatan yang dihadiri Kepala DP2KBP3A, Yesay Lanus, Pimpinan LKC Dompet Dhuafa Wilayah NTT, Umi Kalsum Muhammad serta pejabat di lingkup Pemkab Kupang serta para Kades tersebut, ia mengatakan berkat kerjasama seluruh pihak telah berhasil menurunkan kasus itu hingga 14 persen.
"Stunting bukan hanya bermasalah pada kesehatan melainkan pada pola hidup," kata Jerry seperti dikutip melalui siaran pers Humas Setda Kabupaten Kupang yang diterima Media Kota News. Com, Kamis (03/02/2022) malam.
Ia juga mengingatkan pentingnya partisipasi seluruh pihak dalam mengentaskan kasus tersebut.
Sebab menurut Jerry, ego sektor hanya memperlambat proses pengentasan kasus itu.
"Di Kabupaten Kupang jangan menggunakan ego sektor yang hanya melimpahkan tugasnya pada DP2KBP3A saja melainkan harus ada penanganan serius dari Dinas-dinas terkait," tandasnya.
Selain itu ia juga menghimbau Pemerintah Desa supaya proaktif menyelesaikan masalah itu di desanya masing-masing.
"Perlu ada kerja sama dengan PMD karena adanya Dana Desa yang diwajibkan untuk menyiapkan tiga tenaga kesehatan baik itu perawat, bidan dan tenaga gizi, dimana PMD wajib memberi laporan untuk dipaparkan dalam evaluasi" katanya.
Sementara Tim Dompet Dhuafa dan Kepala DP2KBP3A diingatkannya supaya bergandengan tangan terutama yang berkaitan dengan rapat evaluasi tentang anggaran dan program masing-masing.(R1)